Senin, 16 Oktober 2017

The Road to Superintelligence

                



                 kita bisa membuat mesin menjadi cerdas dengan memberikannya kecerdasan buatan atau AI (Artificial intelligent), karena kita sudah membuatannya semenjak kita membuat komputer pertama kita telah membuat mesin cerdas, walau hanya sekedar kalkulasi tapi hal tersebut merupakan suatu kecerdasan. Dan sekarang mesin cerdas ini sudah ada dimana-mana dan tidak hanya computer saja selfdriving car, remote control, Handphone , robot, SIRI, kalkulator merupakan contoh mesin cerdas yang sudah ada dan dipakai oleh kita.
               Saat kita bertanya “Mesin Yang Lebih Cerdas”  maka yang kita tanyakan adalah AI yang lebih cerdas. AI sendiri merupakan konsep yang luas tetapi jika kita kategorikan menurut apa yang bisa dilakukannya  maka AI di bagi menjadi 3 kategori :
1.      Artificial Narrow intelligent (ANI)
ANI atau bisa dibilang Weak AI( AI Lemah) adalah AI yang hanya bisa menguasai satu bidang saja, seperti AI pada catur mungkin saja dia bisa menang dari bahkan juara dunia catur tetapi hanya itu saja yg bisa dia lakukan, jika kau menyuruhnya untuk bermain kartu remi maka ia akan kalah walau lawannya adalah se orang pemula.
2.      Artificial General intelligent(AGI)
               AGI atau bisa dibilang Strong AI(AI Kuat) atau Human-level AI(AI Setara Manusia) adalah AI yang kecerdasaannya bisa setara dengan manusia, sebuah mesin atau AI yang bisa melalukan apa yang manusia bisa lakukan. Menurut professor Linda Gottfredson AGI adalah AI yang dapat membuat suatu rencana, menyelasikan masalah, berpikir secara abstrak, mengerti tentang ide yang kompleks, belajar baik belajar biasa atau belajar dari pengalaman.
3.    Artificial Superintelligent(ASI)
                              Menurut Nick Bostrom seorang philosopher ternama asal Universitas Oxford dalam papernya “How Long Before Superintelligent?” mengartikan Superintelligent adalah kecerdasan yang lebih dari manusia tercerdas di bidang apapun baik dalam kreatifitas, pengetahuan, bahkan kemampuan bersosialisasi.
               Jadi dimana kita sekarang? Kita sekarang ada di era ANI, mobil Self-driving,  handphone, SIRI, google translate, bahkan google searchpun adalah contoh dari ANI. Jadi jika ditanya apakah kita bisa membuat yang lebih cerdas dari manusia maka jawabannya ya atau mungkin bukan kita yang akan membuatnya. Hal pertama yang harus kita tempuh untuk membuat AI yang lebih cerdas adalah membuat AI yang kecerdasaannya setara dengan manusia  atau AI AGI, dan jalan menunju AGI bukannlah jalan yang mudah tapi bukan bearti mustahil.
               Setelah kita dapat membuat AI AGI, baru berlanjut ke AI ASI atau AI yang kecerdasaannya melebihi manusia, hal ini mungkin akan terjadi lebih cepat dari jalan menuju AGI dan mungkin juga merekalah para AI AGI yang akan membuatnya.


Sumber :
Nick Bostrom.1997.How Long Before Superintelligence.Int. Jour. Of Future Studies Vol 2
Tim Urban.2015.The AI Revolution: The Road to Superintelligence.www.waitbutwhy.com

Minggu, 07 Mei 2017

Penerapan TQM Terhadap Pengembangan Website Kementerian Pertanian

Penerapan TQM Terhadap Pengembangan Website Kementerian Pertanian

1Fikri Abdilah Marwan
1Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424, Indonesia
randomness404.blogspot.com
E-mail : Fikri.A.M@student.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Pada penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan TQM pada website yang dalam hal ini merupakan website kementerian pertanian. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena pada era modern ini penggunaan internet sudah menjadi rutinitas masyarakat dan website menjadi sarana yang lebih mudah, efesien, dan hemat biaya untuk melakukan berbagai aktifitas seperti untuk pengumpulan data, pengumuman, dan menghubungkan instansi-instansi dari berbagai daerah dengan mudah, tapi menggunakan website tidak hanya sekedar membuat tetapi harus juga di kembangkan sehingga dapat terus digunakan dan memenuhi kebutuhan yang pasti terus meningkat seiring jaman, dan penerapan TQM bisa menjadi solusi yang tepat, dengan membandingkan berbagai metode TQM kita dapat melihat metode yang cocok dan dapat diterapkan ke dalam website.

Kata Kunci: TQM, Website, Kementerian Pertanian.

PENDAHULUAN
            Persaingan global semakin meningkat pesat setiap tahunnya, untuk dapat bersaing dan unggul perusahaan memerlukan suatu standar yang dapat dijadikan acuan dasar untuk memperkirakan kualitas yang di inginkan baik itu berupa produk atau jasa yang dihasilkan, kualitas manajemen, dan kualitas karyawan. Bila barang dan jasa di bawah standar acuan yang sudah diterapkan maka kita bisa dikatakan kualitasnya kurang tetapi jika di atas standar acuan makan kita bisa katakan barang dan jasa tersebut sudah memenuhi standar kualitas, begitu pula dengan website diperlukan sebuah standar untuk memastikan kualitas website tersebut berkualitas.
           
Dasar pemikiran Total Quality Management atau TQM cukup sederhana, bahwa cara terbaik untuk menghasilkan kualitas terbaik adalah dengan cara memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan Dengan dilakukannya perbaikan kualitas secara terus-menerus. Oleh karena itu penerapan TQM perlu diterapkan agar dapat terus berkembang dan tidak ketinggalan jaman.
Dalam hal ini menerapkan TQM kedalam website kementerian Pertanian yang menjadikan website mejadi suatu portal untuk masyarakat baik nasional ataupun internasional untuk mencari informasi maupun sebagai alat sebagai alat penghubung instansi-instansi pertanian di seluruh Indonesia dalam rangka mengumpulkan data, oleh karena itu diperlukannya TQM sebai standar agar website berjalan dengan optimal dan sesuai dengan kebutuhan.

METODE PENELITIAN

            Metode yang saya gunakan dalam jurnal ini adalah data yang diperoleh dari Similar.web dan Statshow.com dengan menggunakan metode perbandingan data yang di dapat akan dibandingkan satu dengan yg lainnya.
            Dalam analisis ini yang akan saya jabarkan adalah sebagai berikut :
  • Banyaknya orang yang berkunjung.
  • Banyaknya halaman yang dikunjungi.
  • Rata-rata halaman yang dilihat pengunjung.
  • Rata-rata waktu pengunjung
  • Tingkat Bounce.
  • Demografik pengunjung

Selain dengan data tersebut saya juga akan menganalisa penggunaan dari model TQM yang tepat untuk diterapkan ke dalam website yang diuji dengan menggunakan studi litelatur.

PEMBAHASAN
1.1  Banyak Pengunjung
Estimasi banyaknya pengunjung yang datang  :

·       Pertanian.co.id
·       Harian             : 15,345           pengunjung
·       Bulanan           : 560,350         pengunjung
·       Tahunan          : 5,600,625      pengunjung

·       litbang.pertanian.go.id
·       Harian             : 15,327           pengunjung
·       Bulanan           : 459,810         pengunjung
·       Tahunan          : 5,594,355      pengunjung

·       tanamanpangan.pertanian.go.id
·       Harian             : 8,411             pengunjung
·       Bulanan           : 252,330         pengunjung
·       Tahunan          : 3,070,015      pengunjung

1.2  Banyaknya Halaman yang dikunjungi
Estimasi banyaknya halaman yang dikunjungi  :

·       Pertanian.co.id
·       Harian             : 33,760           halaman
·       Bulanan           : 1,012,800      halaman
·       Tahunan          : 12,322,400    halaman

·       litbang.pertanian.go.id
·       Harian             : 33,721           halaman
·       Bulanan           : 1,011,630      halaman
·       Tahunan          : 12,308,165    halaman

·       tanamanpangan.pertanian.go.id
·       Harian             : 18,506           halaman
·       Bulanan           : 555,180         halaman
·       Tahunan          : 7,754,690      halaman

1.3  Rata-rata banyaknya halaman yang dikunjungi
Estimasi rata-rata banyaknya pengunjung yang datang  :

·       Pertanian.co.id
·       Laman/pengunjung     : 7,57   halaman

·       litbang.pertanian.go.id
·       Laman/pengunjung     : 2,88   halaman

·       tanamanpangan.pertanian.go.id
·       Laman/pengunjung     : 3,64   halaman

1.4  Rata-rata waktu pengunjung
Estimasi rata-rata waktu pengunjung datang  :

·       Pertanian.co.id
·       Rata-rata waktu          : 7 menit 57 detik

·       litbang.pertanian.go.id
·       Rata-rata waktu          :  3 menit 20 detik

·       tanamanpangan.pertanian.go.id
·       Rata-rata waktu          :  4 menit 13 detik


1.5  Tingkat Bounce
Tingkat Bounce atau persentase pengunju yang hanya melihat satu halaman saja dan langsung keluar.  :

·       Pertanian.co.id
·       Tingkat Bounce          : 45,29%

·       litbang.pertanian.go.id
·       Tingkat Bounce          :  61,08%

·       tanamanpangan.pertanian.go.id
·       Tingkat Bounce          :  46,64 %

1.6  Demografik pengunjung
Asal Negara pengunjung  :

·       Pertanian.co.id

Gambar 1. Demografik pengunjung Pertanian.co.id
Sumber: Similarweb (2017)



·       Indonesia        : 94,56%
·       Singapura        : 1,10%
·       USA                : 0,86%
·       Malaysia         : 0,53%
·       Jepang             : 0,50%

·       litbang.pertanian.go.id


Gambar 2. Demografik pengunjung litbang.pertanian.co.id
Sumber: Similarweb (2017)


·       Indonesia        : 94,49%
·       Singapura        : 1,32%
·       USA                : 0,87%
·       Malaysia         : 0,48%
·       Jepang             : 0,39%

·       tanamanpangan.pertanian.go.id

Gambar 3. Demografik pengunjung tanamanpangan.pertanian.co.id
Sumber: Similarweb (2017)



·       Indonesia        : 100%

2. Total Quality Management (TQM)
            Total Quality Management berasal dari kata “Total” ang artinya keseluruhan atau terpadu,”Quality” yang bearti kualitas, dan “Management” atau manajemen atau pengelola. Dalam pengertiannya TQM menekankan pada kualitas yang didefinisikan dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dengan tujuan memenuhi kepuasaan pelanggan, TQM dapat diartikan sebagai strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Kementerian Pertanian sendiri sudah meimplementasikan salah satu model TQM yang ada yaitu ISO atau lebih tepatnya ISO 9001

            ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen yang paling populer, salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu, pendekatan ini mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan yang berkesinambungan.

            Akan tetapi dirasakan penggunaan ISO tidaklah cukup, yang hanya berfokus pada kualitas atau dapat dikatakan menjaga kualitas produk dalam hal ini berupa website tetapi tidak untuk meningkatkan kualitas produknya, oleh karena itu diperlukan model lain. Six Sigma adalah salah satu model yang bisa diterapkan, tidak hanya menekankan pada standar minimum kualitas produk tetapi juga untuk meningkatkan kinerja produk dan kepuasaan pelanggan secara terus-menerus. Selain itu Quality Control Circle atau QCC dapat juga diterapkan dengan membuat suatu kelompok yang terdiri dari 3-7 orang dengan pekerjaan yang sejenis untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah yang ada dalam website tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas website, hal ini dirasa lebih baik menyerahkan urusan untuk mengembangkan website kepada mereka yang memliki kemampuan yang sama demi mandapatkan kualitas yang sebaik-baiknya.

PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan dari data analisis terhadap website kementerian Pertanian(pertanian.co.id), website badan penelitian dan pengembangan pertanian(litbang.pertanian.go.id), dan website resmi kemeneterian pertanian mengenai tanaman pangan(tanamanpangan.co.id) yang berupada data banyaknya pengunjung, banyaknya halaman yang dikunjungi, rata-rata halaman yang dikunjungi, rata-rata waktu pengunjung, dan tingkat bounce pengunjung dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.
Data banyak pengunjung, halaman dilihat, rata-rata halaman,rata-rata waktu, dan tingkat bounce



            Serta Total Quality Management yang untuk diterapkan adalah Six Sigma dimana tidak hanya untuk menjaga kualitas produk tetapi juga untuk meningkatkan kualitas produk tersebut dan Quality Control Circle dimana dibuatnya suatu kelompok kerja khusus yang bertugas untuk memecahkan masalah-masalah yang ada pada website tersebut..

  1. Saran
Saran yang bisa saya sampaikan mengenai penelitian ini adalah kurangnya data yang dapat di ambil dikarenakan dibutuhkannya akun berbayar untuk melihat data yang lebih mendetail, selain itu disarankan untuk memperbanyak sumber data yang diambil lebih banyak data maka hasilnya akan lebih baik, disini saya hanya menggunakan dua website khusus untuk mendapatkan daya yang di inginkan yaitu Similarweb dan statshow.com tetapi ada website lain yang dapat memberikan data yang lebih banyak dan mendetail, akan tetapi biasanya hal itu memerlukan akun berbayar.


DAFTAR PUSTAKA

[1]       Febrianty, Anisa, Fikri, Prasastia, Naufal, Hani. (2017). Analisis web. Bogor

[2]       Wibowo, Andrie.2011.Quality Control Circle. http://management-improvement.blogspot.co.id/.Diakses pada 2-5-2017.

[3]       Bagus, Denny.2009.Balanced Scorecard,Definisi,Konsep dan Perspektif. http://jurnal-sdm.blogspot.co.id.Diakses pada 2-5-2017.

[3]       Putera, Wahyu.2014.Perbedaan Six Sigma dengan Total Quality Management. https://rpwahyu.wordpress.com.Diakses pada 2-5-2017.

Senin, 30 Januari 2017

Internet Of Things ~Smart Agriculture~


Pengertian Internet Of Things (IoT)

   Secara konsep dasar pengertian dari IoT ini adalah menghubungkan berbagai perangkat-perangkat seperti kulkas, TV, radio maupun suatu perangkat khusus yang saling terhubung dengan suatu jaringan internet. Hal ini memungkinan untuk mengendalikan dan mengelola berbagai perangkat dari jarak jauh melalui jaringan dalam hal ini adalah internet, terdengar menarik bukan? mengendalikan sebuah komputer memang bukan hal yang baru tetapi semua perangkat-perangkat yang ada seperti mematikan atau menyalakan TV, mengecek apakah pintu sudah dikunci, menyalakan dan mematikan alat penyiram tanaman dan lain lain dari jarak jauh, inilah yang menjadi dasar dari IoT.

Internet Of Things dan Pertanian

   Menyalakan dan mematikan penyiram tanaman dari jarak jauh memang terdengar menarik, tapi bagaimana jika kita menambahkan tidak hanya menyiram tetapi juga suatu robot yang dapat mengelola tanaman, menjaga tanaman dari serangan hama maupun ulah manusia seperti mencuri, irigasi pintar yang dapat menentukan kadar air yang pas untuk tanaman-tanaman dan lain lain atau secara keseluruhan adalah suatu Pertanian yang pintar atau Smart Agriculture.

   Mungkin kalau kita dengar kata bertani kita membayangkan kerbau untuk membajak sawah, pacul dan hal lain yang bisa di bilang sudah "Out Of Date" tapi tentu saja hal ini tidak selalu benar kita sudah memodernisasi pertanian dengan mesin seperti traktor alat penanam padi ataupun memotong padi, tapi kita bisa me One Up hal ini menjadi lebih modern lagi dengan mengotomatisasinya. Contohnya suatu sistem irigasi pintar yang dapat memaksimalkan produksi dengan menggunakan air seminimal mungkin dengan menggunakan sensor seperti GPS, sensor kelembapan temperatur untuk di ambil datanya untuk mengontrol air yang di butuhkan, sensor tanah untuk mengetahui keadaan tanah yang dipakai bertani dan lain sebagainya, dan terlebih lagi kita dapat memonitoring dan mengontrolnya dari kejauhan tanpa perlu turun ke lapangan.

Dampak dari IoT: Smart AgriCulture

   Selain dari mempermudah dalam hal bertani terlebih lagi hal ini dapat di monitor dan di kelola dari jauh baik dalam suatu server tapi juga bisa melalui internet melalui web seperti cara anda untuk mengelola router atau modem anda, hal ini bahkan sudah terbukti ampuh untuk meningkatkan hasil pertanian baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Kesimpulan

   Smart Agriculture masih merupakan suatu hal yang baru bahkan IoT pun masih merupakan suatu hal yang cukup baru, dengan adanya internet kita dapat mengembangkat berbagai hal baru tidak hanya pada komputer saja tapi bidang-bidang lain termasuk pertanian ini, Smart Agriculture memang terbukti berhasil dalam penilitiannya tetapi ini bukan suatu akhir tetapi awal dari suatu teknologi pertanian yang baru.

Sumber


Gondchawar, Nikesh.2016.IoT based Smart Agriculture. International Journal of Advanced Research and Communication Engineering Vol 5,issue 6.
www.ijarcce.com/upload/2016/june-16/IJARCCE%20188.pdf )